Survey Asal Tujuan Barang Aceh

Tahun

Nilai Kontrak

Nilai

Rp 835.918.800

Survei asal tujuan barang dilaksanakan untuk memahami dan menggambarkan pergerakan barang di wilayah Aceh. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kelancaran arus barang, mempercepat distribusi barang dari titik awal hingga tujuan akhir, serta meminimalkan biaya dan waktu yang diperlukan dalam proses tersebut. Proyek ini mengangkat isu-isu seperti infrastruktur yang kurang memadai, keterpaduan sistem transportasi, ketidakpastian informasi terkait distribusi barang, kapasitas angkutan yang cukup, efisiensi biaya dan waktu, daya saing ekonomi, pertumbuhan ekonomi, pengurangan polusi, keamanan, peningkatan aksesibilitas, serta pentingnya kemitraan dan koordinasi antar berbagai pemangku kepentingan. Dari hasil wawancara sejumlah 444 responden, disimpulkan bahwa; 35,67% adalah Produsen dan 64,33% Non Produsen. Jenis komoditas survei meliputi Minyak dan Gas Bumi (5,18%), General Cargo (34,46%), Batu Bara (0,68%), Kayu dan Olahan Primer (1,35%), Beras (3,15%), Minyak Kelapa (17,12%), Pupuk (2,93%), Semen (1,58%), Bahan Galian Tambang (2,48%), Biji-Bijian (Kopi) (4,28%), Biji-Bijian (Pertanian) (7,88%), Sayur, Buah, Daging, Ikan (18,92%), dan Ekspedisi (0%). Komoditas utama barang di Aceh adalah General Cargo, Sayuran, Buah, Daging, Ikan, dan Minyak Kelapa, jenis tersebut sesuai dengan pola ruang Aceh yang meliputi Perkebunan dan Perikanan. Pola perjalanan barang menunjukkan Zona Utara (31%) dan Zona Barat (19%) sebagai bangkitan perjalanan terbesar, sementara tarikan perjalanan terjadi di Zona Utara (42%) dan Zona Pusat (21%). Distribusi barang dan lalu lintas dominan di Jalan Aceh Lintas Utara, yang menghubungkan Kota Medan–Banda Aceh.